Past to be remembered... Present to deal with... And future to look...
And, you'll know... It's Not A Dream, It's A Hope..

Kamis, 09 September 2010

Forgotten chapter 1

Empu terobsesi bikin ff tema Romance! Tancap gan...!
Ya ampun bat dah, ini couple gw yg bkin. kagak ada ceritanya ini orang dua, tapi, lanjut lah gan..

Title: Forgotten
Sub: Meet You (Again)
Cast: BigBang-WonderGirls
Couple: Seungri-Sohee

Chapter 1
-Meet You (Again)-

Seungri menutup buku tahunannya lagi. Ia tak bisa lagi membayangkan, seperti apa isinya. Soft Drinknya baru saja ia teguk.

“Sialan,” ia membanting kaleng minumannya saat tahu itu sudah tak lagi berisi.

Seoul malam ini tidak bersahabat. Rintik hujan mengiringi derap kakinya. Ia menyusuri ruko-ruko dan tak menemukan satupun toko yang menjual Soft Drink kesukaannya. Ia berjalan putus asa menyebrangi jalan raya yang sepi ini. Berbelok ke kanan, seharusnya jalan yang ia ambil menuju apartementnya. Namun ia mengambil jalan ke kiri, menuju taman. Ia duduk di salah satu kursi.

Dari sana, ia bisa mengamati gedung SMA Byoong Yien. Juga mengamati supermarket, tempat ia bekerja dulu. ‘sial, mengapa aku menyesal’ ujarnya dalam hati. Ia melepas sarung tangannya. Mungkin ia lebih memilih menjadi bajingan seperti sekarang, dari pada mengingat lagi, apa cita-citanya.

“Victory!” suara seorang perempuan memanggilnya. Ia menengok ke belakang. Sohee.

untuk apa ia menemui aku lagi?’ ia merasa kurang nyaman untuk pergi. Ia memutuskan untuk tetap duduk.

“Kata Ji Yong, kamu pergi ke luar malam ini. Untuk apa?” tanya Sohee seraya duduk di sebelahnya.

“Mencari udara,” jawab Seungri singkat.

“Jangan melucu. Aku tau kau mencari minuman, atau mungkin rokok. Aku sudah pindah ke lantai mu. Di kamar 208,” Sohee meneguk sari jeruk yang ia bawa. Seungri menatap wajah Sohee.

‘aku terlalu bajingan untuknya’. Ia pun meninggalkan Sohee.

“Kakak! Tunggu aku!” Sohee berjalan mengejar Seungri. Seungri berhenti sembari memakai sarung tangannya. Sohee berdiri di samping Seungri. “Jangan tinggalkan seorang gadis malam-malam begini sendirian,” Sohee mencubit pergelanan tangan Seungri. Seungri tertawa kecil.

‘Sial, mengapa aku tertawa’ batin Seungri mulai gusar.

Mereka menyusuri jalan menuju apartement itu. Apartement 8 lantai yang menyisakan banyak kenangan bagi mereka dan beberapa orang lain.

Memori itu berngiang lagi di pikiran Seungri. ‘Bodoh. Lupakan itu semua’ ia memaki sendiri dirinya dalam hati.

Mereka naik lift ke lantai 2. Sohee tidak berbohong, ia turun di lantai dua bersama Seungri.

“Oh sial,” barang bawaan Sohee mendadak terjatuh. “Kau tak berniat membantuku?” Sohee berdiri dan memberikan bawaannya ke Seungri. Seungri mengambilnya. ‘Oh sial, bodoh. Seharusnya aku biarkan saja!’ ia kembali memaki dirinya sendiri. Ia melihat seorang pria di depan kamarnya. Seungri seperti mengingat sesuatu. Sebuah janji. T.O.P! Ia berjanji akan datang. ‘Tolong jangan T.O.P, jangan dia!’. Sohee yang tidak mengetahui itu langsung berjalan ke arah kamar Seungri.

“Hhey, Victory. Itu kau? Bersama… Sohee?” T.O.P memergoki mereka berdua. Ia berusaha menahan tawa.

“Iya betul. Kau T.O.P kan?” Sohee mengamati T.O.P

“Iya benar. Seungri, apa yang kamu beli malam-malam begini?” T.O.P bertanya pada Seungri.

“Ini bukan belanjaanku. Ini milik Sohee,” Seungri pucat. Ia tak bisa membayangkan apa yang akan di lakukan T.O.P selanjutnya.

“Oow, kau menemani Sohee, belanja?” T.O.P menepuk pundak rekannya itu. Ia tersenyum jahil.

“Sebenarnya tidak. Kami bertemu di taman,” Sohee memberitahu hal yang sebenarnya. “Dan ia hanya membantuku membawa barang. Sebaiknya aku kembali ke kamarku,” ia berbalik dan berjalan menuju kamarnya. Seungri bingung apa yang harus ia lakukan, sampai T.O.P tiba-tiba mendorongnya menuju kamar Sohee. Seungri menengok ke belakang. T.O.P mengisyaratkan dia untuk mengikuti Sohee.

“Letakkan saja di situ,” kata Sohee yang masih membuka kunci pintu kamarnya. Dia menatap Seungri. “Kau cukup baik malam ini,” Sohee tersenyum dan memukul pundak kanan Seungri. Seungri memegang pundaknya dan membalas tersenyum. Harus ia akui, Sohee cukup kuat untuk ukuran wanita.

Seungri berbalik ke belakang, dan mendapati T.O.P dengan senyuman jahilnya. T.O.P tetap tertawa sampai pukulan godam Seungri tepat mengenai kepalanya.

“Kau tahu, aku kira kau cocok dengan dia,” T.O.P menunjuk ke arah kamar Sohee.

“Jangan konyol. Berhenti bilang begitu, atau tak ku izinkan kau masuk ke kamarku,” Seungri berhasil membuka kunci pintunya. Ia masuk. Dan menutup pintu.

“Kau tak pernah sopan padaku! Hei, bukakan pintunya!” T.O.P berteriak dari luar. Pintu terbuka. T.O.P segera masuk ke dalam kamar Seungri.

Dimana-mana ada kaleng minuman, semerbak bau rokok mewarnai ruangan itu.

“Victory, aku tak menyangka kau berubah begitu jauh. Aku bahkan sekarang lupa, siapa kau dulu,” T.O.P duduk di sofa tua milik Seungri.

“Aku dulu adalah orang buta yang tak tahu apa-apa kecuali cita-cita dan cinta,” Seungri menutup tirai kamar apartementnya. Lampu kecil yang bertengger di tiap pojok ruangan rasanya belum cukup untuk menerangi kamar itu.

“Jadi Sohee ya,” T.O.P memulai pembicaraan lagi. “Ku akui, gadis itu memang menarik”

“Ah, kau,” seru Seungri sambil membuat secangkir kopi. Untuk dirinya. “Aku tidak memikirkan itu lagi” Seungri mengaduk kopinya, sekarang yang terdengar hanya dentingan suara tubrukan sendok dengan cangkir. Ia membawa kopinya itu ke sofa. Ia duduk merunduk sambil meneguk secangkir kopinya.

“Punyaku mana?” T.O.P menegakkan posisi duduknya.

“Buat sendiri,” Seungri menatap ke lampu kecil di pojok ruangan. ‘Bahkan, aku mungkin tidak lebih baik dari sebuah lampu. Tugasnya mulia, menerangi kegelapan. Aku?’ Ia meneguk lagi kopinya.

“Tapi, apa benar, kau sama sekali tidak menyimpan perasaan ke dia?” tanya T.O.P

Suasana langsung menjadi hening.

“Entahlah,” jawabnya singkat. T.O.P tersenyum.

“Jawabanmu,” ia melihat ke arah Seungri, “seperti mengandung sebuah pertanda”

Seungri terdiam. Ia ingin berbicara, tapi ia tahan.

“Sebenarnya,” Seungri mulai angkat bicara.

“Sebenarnya apa?” tanya T.O.P

Bersambung…


Waah, jadi lebay ujungnya..

-Empu Caramell-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar