
Past to be remembered... Present to deal with... And future to look...
And, you'll know... It's Not A Dream, It's A Hope..
Senin, 15 November 2010
Awal Kenalan Terbentuknya Celemotan

Senin, 27 September 2010
unknown
unknown
Deniseungri
Romance-friendship
Unknown: Track 1: This close-Konna chikaku de
***
"Telat lagi?" Tanya sebuah suara serak dengan nada malas, bergeser pelan.
"Bangun kesiangan pak!!" Lapornya hormat, membuat kelas mendadak tertawa terbahak-bahak mendengarnya.
"Duduklah" Kata suara serak itu lagi, mengerang malas.
"Baik.. err.. tak ada hukuman ya pak? Apa bapak sedang sakit demam?" Tanyanya menggoda lagi, membuat seisi kelas semakin terbahak.
"Ah, kau ingin kuhukum?" Balas suara serak itu, jahil, menatap murid kesayangannya dengan tatapan jahil.
"Jelas tidak!! Hanya saja, aneh, apa bumi berputar pada porosnya?" Jawabnya cepat, membuat guru dengan suara serak itu mengikik pelan.
"Duduk sajalah, dunia tak berputar pun, kau tetap murid dengan jam ngaret" Kata suara serak dengan nada penuh penekanan, membuat para penghuni kelas terguyung lemas, jelas saja, mereka terlalu banyak tertawa melihat lawakan live.
***
Denis duduk dengan lega, duduk di sebelah teman dekatnya, Jessica, yang sekarang sedang merapikan make upnya, jelas di tipe yang girly dan berisik.
"Ehm,.. lawakan tadi cukup menyegarkan lho!!" Kata Jessica, menggoda, menatap Denis yang sedang fokus ke papan tulis.
"Ah,.. ya terima kasih!! walaupun itu bukan lawakan" Kata Denis, serius melihat papan tulis, membuat Jessica bingung, Denis bukan tipe kutu buku seperti Sasqi, bukan?*
"Ada apa? Kau menikmati pelajarannya?" Tanya Jessica, menyikut Denis.
"Jelas tidak!! Statiska adalah pelajaran yang paling ingin kukutuk sedunia!!" Kata Denis, tak memalingkan matanya dari papan tulis dengan tulisan ribut itu.
"Lalu? Kau melihatnya seperti serigala melihat domba" Kata Jessica.
"Em.. dibalik penghapus papan tulis itu, bukankah itu coklat Swiss bungkusan?" Tanya Denis, menunjuk tangan pak guru yang memegang penghapus papan tulis.
"Astaga, jadi itu yang kau lihat?" Tanya Jessica tak percaya.
"Yap begitulah"
***
"Ada yang mau bertanya?" Tanya Pak guru, duduk kelelahan begitu selesai menjelaskan.
"Aku pak!!" Kata Denis, mengacungkan tangan, suaranya dalam berarti maksud tertentu, pak guru hanya menatapnya curiga.
"Kau punya udang di balik batu Denis" Kata Pak guru, acuh tak acuh.
"Bapak mau membiarkan muridnya bingung?" Jawab Denis memancing debat.
"Hh.. baiklah apa itu jam karet?" Tanya Pak guru dengan mengejek.
"Coklat Swiss batangan itu, apa rasanya enak?" Tanya Denis polos, membuat Pak Seungri yang duduk nyaman di kursinya itu terjengkang ke belakang, membuat seluruh siswa tertawa.
you dont understand, im so in love with you
***
Mereka sangat dekat
***
* = ff ini agak berhubungan sama Lets just being friend jadi jangan kaget kalo chibii bawa2 nama Sasqi, Sohee ama Kyuhyun.
-chibiimomo-
Minggu, 26 September 2010
Lets just being friend
Lets just being friend
Sasqi-Kyuhyun
Romance-hurt/comfort
Lets just being friend: im sorry, i do it for my best friend.
***
Hari festival...
Sasqi menghela nafas, mengunjungi stand-stand festival berdua dengan Sohee memang tidak enak, lihat saja, sedari tadi dia mengoceh soal model-model fashion dan pernak-pernik lucu, Sasqi bukan tipe yang seperti itu.
"Ah cincin itu" Gumam Sohee, membuat Sasqi menoleh ke arah cincin yang di tunjuk Sohee dengan telunjuk lentiknya.
"Kenapa memangnya?" Tanya Sasqi, matanya kembali ke arah lembaran buku Kimia, kembali berjalan cepat.
"Cincin yang sama persis ternyata" Komentar Sohee, menatap cincin itu lekat-lekat, cincin simpel berwarna perak dengan ukiran datar yang biasa.
"Sama persis?" Tanya Sasqi, menatap keheranan, jarang Sohee tertarik dengan cincin seperti itu.
"Ya, Kyuhyun memberikannya padaku, ternyata sama persis" Kata Sohee, menunjukkan tangan lentiknya.
DEG. Sakit, secepat itukah Kyuhyun melupakanku? Tanya Sohee dalam hati.
"Dia juga memberikan surat padaku, ah.. apa ya isinya?" Tanya Sohee berusaha menebak-nebak.
"Kau belum membukanya?" Tanya Sasqi, meringis sakit, menahan matanyanya yang hendak mencair.
"Belum, sayang kan dibuka sekarang?" Tanya Sohee, mengikik senang, astaga, kenapa aku jadi begini, kata Sasqi dalam hati.
"Ah, itu Kyuhyun!!" Jerit Sohee, melambaikan tangan seraya berteriak melengking.
"Kyuhun!!" Panggilnya, yang dipanggil hanya menengok dingin dan menghampiri, tanpa ada jawaban panggilan.
"Iya Sohee?" Tanya Kyuhyun datar.
"Terima kasih cincinnya ya!!" Kata Sohee riang, mata Kyuhyun melebar, kaget.
"Sasqi, kita harus bicara" Katanya geram, mencengkram tangan Sasqi segera dan menariknya menjauh.
***
"Bila kau tak mau, kau tak harus memberinya pada Sohee" Kata Kyuhuin datar, memulai percakapan, mereka berdua kini berdiri di belakang gedung sekolah yang sepi.
Tes.Tes.Tes. Tiga bulir air mendarat mulus ke pipi Sasqi, cewe itu menangis pelan, sangat pelan.
"Baru kemarin" Kata Sasqi dengan bergetar, membuat Kyuhyun bingung.
"Baru kemarin kau bilang kau menyayangiku bukan? Kenapa sekarang kau sudah melihat Sohee?" Tanya Sasqi, nada suaranya meninggi, ya, baru kemarin Sasqi mendengar Kyuhyun bersumpah bahwa Kyuhyun menyayanginya.
"Maksudmu? Apanya yang melihat Sohee? Kau yang memberi cincin itu pada Sohee" Kata Kyuhyun datar.
"Aku? Aku bahkan tak menerima cincin itu darimu" Bentak Sasqi marah.
"Aku menitipkannya pada Sohee, bersama surat" Kata Kyuhyun, dingin dan terdengar tak suka.
"Kau menitipkannya? bukan memberikannya pada Sohee? La.. Lalu kenapa Sohee memakainya?" Tanya Sasqi, bingung.
"Salah paham?" Tanya Kyuhyun menebak.
"Mungkin, apa kau tak memberi tahu sesuatu?" Tanya Sasqi, merasa ada yang terlewat.
"Sesuatu?" Tanya Kyuhyun.
"Seperti, er... 'berikan itu pada Sasqi?' " Tanya Sasqi lagi. Dan cowo keren di hadapannya menepuk kepalanya keras.
"Astaga aku lupa" Ujarnya panik, kontras dengan nada sebelum-sebelumnya.
"Ya" Balas Sasqi muram, Sohee salah paham dan dia tidak bisa memiliki Kyuhyun, padahal Sasqi sejujurnya menyayangi Kyuhyun, walau hanya sejumput.
***
"Ah, kalian di sini, ada yang mau aku tanyakan" Kata sebuah suara bingung.
"Sohee," Gumam Sasqi kaget, apa Sohee mendengar pembicaraannya tadi?
"Aku harus pergi" Kata Kyuhyun, datar dan dingin.
"Tunggu, aku penasaran" Kata Sohee memegang kerah lengan Kyuhyun.
"Cepat dan biarkan aku pergi" Kata Sang pemilik lengan kesal.
"Cincin ini untukku tapi surat yang bertuliskan 'untukmu, aku menyayangimu, maaf,' ini untuk Sasqi," Kata Sohee, menunjukkan surat itu, membuat mata Sasqi membulat. Sohee tak boleh tau soal perasaannya dan Kyuhyun.
"Salah tulis, kau tahu? Sasqi dan Sohee agak mirip bukan?" Kata Sasqi cepat, mebuat Sohee menatapnya bingung menyelidik.
"Ini bukan salah paham kan?" Tanya Sohee lagi.
"Bukan, tak mungkin aku dan Kyuhyun ini pa-pa.. punya perasaan bukan?" Kata Sasqi, berusaha menutupi kepanikannya. Jawaban kali ini membuat Kyuhyun berbalik marah.
"Y-ya, Kyuhyun menyayangimu Sohee, kalian serasi" Kata Sasqi cepat, menahan tangis, mendorong Sohee agar mendekat ke arah Kyuhyun, pergi meninggalkan mereka.
"Sas, mau kemana?" Tanya Sohee bingung.
"Kalian berdua saja dulu" Perintah Sasqi, berlari meninggalkan mereka, demi Sohee, ia rela meleaps Kyuhyun.
Sasqi berlari meninggalkan mereka, Kyuhyun hanya menatapnya marah dan tak rela, Sohee, yang tak tau apa-apa hanya tersenyum.
***
Seminggu kemudian..
"Sasqi, aku dan Kyuhyun sekarang seorang pasangan" Kata Sohee, menarik lengan Kyuhyun, yang ditarik hanya mendekat pasrah dan membisikkan sesuatu ke arah Sasqi.
"Aku masih ada padamu" Bisiknya pelan, membuat Sasqi semakin menahan tangis dan menggigit bibir. Kyuhyun yang ia sayangi, yang ia lepas, menjadi pasangan sahabatnya, dan ternyata masih menyayanginya.
"Cukup teman, tak lebih, aku menyayangimu, tapi sahabatku mencintaimu, dia lebih menghargaimu, jaga dia" Gumam Sasqi pelan, tepat di kuping Kyuhyun dan kemudian pergi meninggalkan kelas.
Its over,
Lets just being friend.
You're her now.
Just being friend.
Mari berteman Kyuhyun, ayo, cukuplah menjadi teman.
***
Keep ato DELETE? tell mee.. tell me...
-chibiimomo-
WAJIB BACA!!!
Rabu, 22 September 2010
Lets just being friend
Lets just being friend
Sasqi-Kyuhyun
Romance-Hurt/comfort
Lets just being friend: God, what's wrong with him?
***
Seminggu kemudian..
Sasqi berjalan menyusuri perumahan itu dengan pelan, jam masih pukul 06.30 dan cewe itu sudah berangkat sekolah, sekolahnya tak jauh dan dia lebih memilih berjalan kaki dibanding menggunakan fasilitas dari ortunya.
Kini Sasqi melewati sebuah taman, biasa memang, tapi ada yang menarik perhatian cewe kelas 10 yang hobi baca itu. Ada sebuah bunga, warnanya biru, tumbuh di pusat taman, tegak, di sekelilingnya banyak Mawar dan Lily, berjajar seolah memberi jalan pada sang bunga biru itu.
Sasqi mulai penasaran, berkali-kali ia melewati taman itu, baru sekarang ia menyadari ada sebuah bunga yang indah dan dihormati bunga lain, yah biasanya Sasqi memang selalu berjalan menuju sekolah dengan headphone yang menyumpal telinga dan sebuah buku cerita 'ringan' karangan Helen Keller atau J.K. Rowling.
Kini cewe itu masuk ke taman dengan gerbang berwarna putih klasik itu, berjalan lurus menuju bunga indah berwarna biru segar, tangannya menjulur, siap menyentuh bunga langka itu.
"Namanya Hibiscus, bunga yang akan mati setelah hidup sehari"
Sebuah suara membuat tangan Sasqi berhenti, suara dingin datar itu terdengar aneh..
Bagus, dia menggangguku lagi, keluh Sasqi dalam hati. Tangannya kembali masuk ke kantong rok kotak-kotak berwarna kremnya.
"Ya, terima kasih atas infonya" Balas Sasqi malas, bersiap melangkah pergi keluar taman ketika Kyuhyun memegang lengan bajunya.
"Tidakkah ini aneh? kupikir dia akan bertahan satu hari" Tanya Kyuhyun, nadanya luar biasa gusar.
"Bunga itu? Entah, aku tak peduli" Jawab Sasqi enteng, menunjuk bunga Hibiscus dengan telunjuk lentiknya.
"Astaga, apa yang kau katakan? Ini bukan soal bunga" Kata Kyuhyun, memutar bola mata, tangannya masih memegang lengan sweaternya.
"Apa pun itu, itu bukan urusanku" Kata Sasqi, nadanya memerintah. Sasqi berusaha mengibaskan lengannya agar Kyuhyun mau melepaskan pegangannya.
"Bisa tolong hargai orang? Bisa tolong dengar apa yang kukatakan?" Tanya Kyuhyun sinis, nadanya mengejek, membuat darah yang mengalir tenang di pembuluh Sasqi mulai matang.
"Bicara jika kau mau bicara tuan Kyuhyun" Balas Sasqi, menekankan kata 'tuan' yang barusan diucapkan.
"Aku bingung, kenapa aku bisa menyayangi seseorang yang luar biasa menyebalkan sepertimu"
Astaga.. suara itu terdengar pelan dan jelas, suara Kyuhyunkah itu? Tanya Sasqi dalam hati. Kini cewe itu hanya membatu, berusaha meyakinkan dirinya bahwa tadi itu bukan mimpi, Kyuhyun me-me-me-menyayanginya?
"Kau..??" Tanya Sasqi, kalimatnya terpotong di tengah jalan saat tangan Kyuhyun melepaskan lengan bajunya, beralih menggenggam tangannnya.
"Ya, apa tadi kurang jelas nona Sasqi?" Tanya Kyuhyun, dengan suara luar biasa lembut dan senyum luar biasa indah, mengecup punggung tangan Sasqi dengan pelan.
"Lepas, ini bukan hakmu" Jawab Sasqi dingin, apa maksudnya? Seenaknya melecehkan orang!!
umpat cewe itu kesal.
Kini dengan mata nyaris mencair, Sasqi mengibaskan tangannya berlari secepat mungkin keluar taman, meninggalkan Kyuhyun.
***
Ada apa dengan dia?? Seenaknya begitu!! aku benci dengannya!! Batin Sasqi, tak menyimak penjelasan Pak Kibum tentang Sejarah Artefak tertua di Mesir.
Apa yang salah dengannya?? Aku tak suka di perlakukan seperti itu!!! Maki Sasqi lagi, menghiraukan senggolan sikut Sohee yang lancip itu.
"Sasqi!!!" Jerit Sohee melengking, membuat yang dipanggil tersentak dari lamunannya dan nyaris terjengkang ke belakang.
"Aduh, jangan berisik Sohee, ada apa sih??" Tanya Sasqi, merasa acara memaki dan menggerutunya tadi terganggu.
"Aku punya hal penting yang harus ku beritahu padamu" Kata Sohee, menatap ceria sahabatnya yang kini sedang membuka-buka buku, kali ini tentang Seni dan Budaya. Bagus, dia sudah kembali menjadi Sasqi, batin Sohee, merasa lega.
"Hn, Apa itu??" Tanya Sasqi, mencoba membuat nada suaranya terdengar menarik, padahal matanya tak beralih dari halaman 52 buku tebal itu.
"Aku..Aku suka, hei lihat aku, lihat aku!!" Kata Sohee dengan suara cerianya, mengangkat paksa wajah Sasqi dan menarik paksa pandangan Sasqi, dari bukunya.
"Aduh,.. jangan begitu,.. hh.. baiklah,, apa itu Sohee, aku mendengarkan" Kata Sasqi, menyerah, mengibaskan tangannya, mengusir tangan Sohee yang mencengkram erat dahunya, membuat sebuah senyum paksa dengan bola mata yang memutar kesal.
"Baiklah,.. dengar.. dengar, Hei, Sasqi, dengar!!" Kata Sohee, kesal, bibirnya manyun dan tangannya bertolak di pinggang.
"Iya aku mendengar Ahn Sohee" Kata Sasqi malas, menekankan kata 'Ahn Sohee'.
"Janji kau akan mendengarku?"
"Astaga, Iya sohee"
"Baiklah aku.."
"Kau.."
"Aku.."
"Cepatlah Sohee, aku mau membaca lagi" Kata Sasqi malas.
"Baiklah aku,"
"Kau?"
"Menyukai Kyuhyun" Kata Sohee dengan muka merah merona.
DEG. Ada sesuatu yang berdetak menyakitkan di hati Sasqi, Sohee sahabatnya menyukai Kyuhyun?
Yang artinya aku tidak bisa memiliki Kyuhyun? Tanya Sasqi.
Tunggu.. sejak kapan Sasqi ingin memiliki Kyuhyun?
-to be continue-
Sasqi.. maaf aku membuat dirimu menjadi sangat aneh di sini.. maafkan aku menduakan cintamu, maaf maksud saya , maafkan aku, fanficku memang ancur...
katakan ya pada penghapusan entri!! setuju Sas?
Iya aja deh, biar gue apus ini ff..
-chibiimomo-
Selasa, 21 September 2010
lets just being friend
Senin, 20 September 2010
Because I'm a Muslim
My Story
Main Cast : Choi Soo Young, Lee Jin Ki a.k.a Onew, Hankyung, Kim I Za (author), Lee Young-Jae
Other Cast : Lee Donghae, Kim Taeyeon, Jang Wooyoung, Im Yoon Ah, Seo Joo Hyun, Jessica Jung, Lee Soonkyu, Kim Hyo Yeon, Kim Kibum, Choi Minho, Lee Taemin, Kim Jonghyun
Kimi’s POV
Ehm.. ehm..
Aku akan memperkenalkan diri.
Hai, aku Kim I Za, biasanya sih.... dipanggil Kimi,soalnya namaku agak aneh sih! :p. Aku anak yatim–piatu. Sekarang aku tinggal bersama Soo Young onnie yang sudah mengangkatku sebagai adiknya. Ia menemukanku yang sedang ”bekerja” di sekitar pantai. Saat itu aku sudah berhenti sekolah, yah.. karena aku tak mempunyai uang untuk membayarnya. Makanya aku ”bekerja” sebagai pemungut sampah di sekitar pantai. Dan saat ini aku sudah bersekolah kembali karena uang sekolahku dibayarkan oleh Soo Young onnie dan saudara-saudaranya. Sekarang aku sudah kelas 1 SMA. Aku juga sekamar dengan Soo Young onnie karena Seohyun onnie pindah kamar ke Tiffany onnie yang tidur sendiri. Oh iya, Soo Young onnie ternyata aktris loh… dia aktris yang profesional… terbukti dari film–film ternama yang dibintangi olehnya. Sepertinya aku terlalu banyak bicara, ya sudah, kita simak saja ceritanya.
“AKU PULANG!!!” teriakku dengan keras. Sunyi.
Dimana yang lain nih??? Kok seperti tidak ada tanda – tanda kehidupan?
“Onnie… Kimi pulang!!!” teriakku sekali lagi. Ah, biarin deh! Berarti aku bisa mengobrak – abrik barang Soo Young onnie. Kan dia sering mengobrak–abrik barang – barang ku. Pikirku sambil tersenyum sinis. Aku langsung masuk ke kamar untuk menaruh tas sekolahku di kamar.
Tapi, saat aku sampai di kamar ku temukan Soo Young onnie sedang melihat–lihat foto seorang laki–laki di laptopnya, “Onnie!” panggilku, “Onnie sedang melihat apa?” tanyaku sambil mendekatinya, “Eh, K-Kimi… t-tidak ada apa–apa kok…” katanya kaget sambil menutup setengah laptopnya, “kalau onnie seperti ini, aku semakin curiga dengan onnie,” kataku curiga, “he..he..he.. onnie, sedang naksir cowok ya? Hayo… siapa?” tanya ku sambil tersenyum jahil, “T-tidak kok!” katanya membela diri.
“Oh, kalau begitu aku akan menelfon Hyo Yeon onnie agar onnie tidak tenang hidupnya karena selalu digoda oleh Hyo Yeon onnie..” kataku sambil mengambil handphone ku di blazer seragam SMA ku… “Eiiittt… JANGAN!!!” kata Soo Young onnie seraya mencoba mengambil handphone ku. Aku berkelit. “Kalau begitu beritahu foto siapa yang ada di laptop onnie,” kata ku sambil merayu agar aku mengetahui siapa laki – laki yang membuat Soo Young onnie menyimpan foto laki–laki di laptopnya.
“Oke…oke… aku akan memberitahu siapa orang itu tapi kau jangan memberitahu siapa–siapa… Setuju?” katanya agar aku mau berkompromi dengannya. Aku berfikir sebentar… “Oke! Dan kalau aku mengenal orang itu, aku akan mencoba untuk menjadi mak comblangnya… oke???” tawar ku, “Terserah…” katanya pasrah.
Perlahan – lahan dia membuka laptopnya, dan oh… aku kenal wajah itu…
Soo Young’s POV
Semakin dilihat ia semakin membuatku terpana… aku bertemu dengannya saat aku masih kelas 2 SMP, dia adalah kakak kelasku. Padahal, aku sudah mengenalnya sejak lama, dan aku juga sering bertemu dengannya… tapi mengapa baru saat ini dadaku berdebar – debar jika aku bertemu dengannya. Apa mungkin karena saat itu aku masih berpacaran dengan Donghae oppa? jadi aku tak merasakan debaran ini?
Ya ampuuun… hampir saja aku gila karenanya. Apalagi… waktu dia menolong ku saat aku mau jatuh dari tangga…
Flashback
“Seohyun!!!” panggilku, “Iya, ada apa?” tanyanya, “seohyun, temenin aku yuk…” pintaku, “Kemana?” tanyanya lagi, “Ayo antarkan aku membeli minuman…” jawabku, “Ya elah Soo Young onnie… beli minuman aja minta di temenin… ogah ah! Pergi sendiri aja gih…” katanya malas, “Yah Seohyun… kan kita lagi gak ada kegiatan…” pintaku lagi sambil memasang muka memelas, “Sekali nggak ya nggak!!!” katanya sambil agak berteriak, “Yah, ya udah deh…” kataku pura – pura sedih.
Dengan malas aku berjalan menyusuri lorong gedung KBS. Aku berlari menyusuri lorong gedung KBS. Aku berlari sampai di dekat tangga, tapi sayang… aku tak melihat tangga yang ada di depanku, dan… “AAAAAHHH……!!!” aku terjatuh dari tangga.
Tiba – tiba…
Hap!
Aku merasa ada yang menangkapku. Orang itu! Dia menangkapku dengan cepat kepelukannya. Mataku dengannya beradu pandang, saat itu hatiku berdebar–debar, dan saat itu juga aku berharap dia tak mendengar detak jantungku yang sangat kencang.
“Oh! trima kasih oppa… maaf aku menyusahkan oppa…” kataku setelah tersadar aku terlalu lama menatapnya, “Oh iya, tidak apa – apa…” katanya dengan kaget. Untung tidak ada yang melihatku. Aku cepat-cepat pamit dari situ agar dia tidak mendengar detak jantungku.
End of Flashback
Aku lupa menanyakan sedang apa ia disana, “Onnie!” aku tersentak kaget, “Onnie sedang melihat apa?” tanya seorang gadis cantik berumur 17 tahun yang sedang memakai seragam SMA sambil mendekatiku, “Eh, K-Kimi… t-tidak ada apa – apa kok…” aku langsung menutup setengah laptopku. Dia curiga dan menanyaiku tentang foto yang sedang kulihat tadi. Dia memaksaku terus dan… apa boleh buat, daripada dia mengancamku dengan memberitahu ke member yang lain, mendingan kuberitahu dia tapi dengan syarat dia tidak membocorkannya ke yang lain.
Perlahan tapi pasti, aku membuka laptopku, dan dia terlihat kaget dengan foto yang ada di laptopku.
Kimi’s POV
“Loh… inikan J-Jin Ki OPPA!!!” teriakku kaget. “Sssst… jangan teriak kencang–kencang!!!!” katanya sambil membekapku, “iya iya…” kataku sambil berusaha melepaskan bekapannya. “Bagaimana bisa kau mengenalnya? bukannya kau…” katanya terputus, “Yatim–piatu, gak punya rumah, dan kerja di pinggir pantai?” kataku meneruskan kalimatnya dengan santai, ia mengangguk hati - hati.
“Onnie, aku kenal Jin Ki oppa juga saat aku sedang memungut sampah, ia dengan tiba – tiba memanggilku dan mengajakku untuk makan bersama… aku pertamanya juga gak tau kenapa dia manggil aku. Ternyata, katanya dia kasihan melihat aku yang masih kecil udah kerja mungutin sampah. Nah… mulai saat itu dia sering mengunjungiku dan menemaniku bekerja, dan kalau di sela – sela waktu istirahatku, aku diajarinya pelajaran – pelajaran umum untuk anak seusiaku. Trus…” aku mengambil nafas. “Tunggu!!!” selanya, “memangnya kamu tidak capek habis kerja langsung belajar?” lanjutnya, aku mengambil es jeruknya dan mengambilnya, “Nggak lah kak, kalau aku memang pengen belajar, ya aku gak bakalan kerasa capek… apalagi kalau yang ngajarinnya cakep…” jawabku, “oooh… lanjut…” katanya.
“Trus, setelah beberapa bulan, aku udah gak ketemu dia lagi… mungkin sibuk kali ya? Dari pertama aku gak tau kalau dia artis, jadi aku pikir dia udah gak mau ketemu aku lagi… trus 3 bulan kemudian aku ketemu deh, sama onnie,” lanjutku. “Oh, trus kan kamu kenal sama dia, jadi kamu mau gimana?” tanyanya, “Gimana apanya?” tanyaku menggoda, “Yah… gimana caranya kamu deketin aku sama Jin Ki oppa?” tanyanya lagi, “Oh… kalo gitu anterin dong ke apartemennya, tapi sebelumnya…” kataku sengaja memotong pembicaraanku, “Sebelumnya apa?” tanyanya penasaran, “Sebelumnya beliin aku kue dulu…” pintaku, “Ya ampuuun… kukira apaan, ternyata minta dibeliin kue toh… males ah!” katanya malas, “Ya udah, kalau begitu aku juga males deketin onnie sama Jin Ki oppa,” kataku sambil berjalan keluar kamar.
“Eh! iya iya… aku bakalan beli kue itu, tapi kamu harus pikirin gimana caranya aku bisa deket sama dia… oke???” katanya sambil mencegahku keluar kamar, “Oke deh…” kataku tersenyum puas, “ya udah… gih sana beliin aku kue!” perintahku, “iya iya, sabar sebentar kenapa! Aku mau ganti baju dulu, kamu keluar dulu gih!” perintahnya balik. “Iya, tenang aja… aku gak suka sama onnie kok,” kataku, “Oh iya, onnie yang lain pada kemana?” tanyaku, “Taeyeon onnie lagi pacaran sama Wooyoung ahjusshi oppa. Yoona sama Donghae. Soonkyu onnie, Hyo Yeon onnie, dan Jessica onnie lagi mejeng di mall, katanya mo nyari pacar… dan Seo Hyun katanya mau jalan–jalan sebentar, sana cepetan keluar!!!” usirnya, “Cieee…. Yang gak punya pacar, kaciaann... deh! Ha…ha…ha…” kataku sambil berlari keluar, “YAA~” teriaknya sambil melempar bantal, “Auw!!! Sakit tau!” jeritku, “Sukurin…” ledeknya.
Soo Young’s POV
“Sukurin…” ledekku sambil mengunci pintu.
Kubuka lemariku, kuambil celana jins panjang hitam dan baju berlengan 3/4 berwarna biruku. Kuambil tas selempang kecil hitamku. Kubuka kunci pintu kamar. Kulihat Kimi sedang menonton acara Star Golden Bell. Tak sengaja kulihat wajah Jin Ki oppa di sana, dan… ada aku di sebelahnya! Oh, aku baru ingat, itu acara yang dilangsungkan 2 hari yang lalu! Terlihat di sana aku dan ia sedang mengobrol bersama.
“Onnie, onnie terlihat mesra sekali di sini! Wah… onnie terlihat seperti orang yang sedang berpacaran! Kelihatannya Jin Ki oppa senang berada di dekat onnie,” kata Kimi. Ya, di sana aku dan dia terlihat mesra, dan terlihat di sana Jin Ki oppa senang berada di dekatku. Begitu pula aku yang senang berada di dekatnya.
“O iya, mmm… Kimi, kamu jaga apartemen ya! Jangan keluar – keluar kalau aku belum datang!” pesanku sambil memakai sepatu basketku. “WHAT? Aku di suruh jaga apartemen ini? Ruangannya kan banyak banget!!! Emang aku satpam apa?!” protesnya, “Maksudku, ruangan ini doang… gimana sih? Kamu belajar di sekolah gak sih? Sudah ah, aku keluar dulu… jangan lupa kunci pintu!” kataku sambil membuka pintu, “Iya…” katanya sambil berjalan mendekati pintu.
CKLEK!
Terdengar suara pintu di kunci, aku berjalan di lorong, berjalan menuju lift.
Jinki a.k.a Onew’s POV
Dorm SHINee…
“Hyung… tolong dong, beliin bahan masakan kimchi, aku mau membuat kimchi nih!” suruh Ki Bum, aku yang sedang memandangi foto perempuan cantik di HP-ku menjawab malas, “Iya, mana uangnya?” kataku sambil bangkit dari tempat tidurku, “Pakai uang hyung dulu ya… uangku sudah habis nih!” katanya santai, “Bagaimana sih? Padahal kamu orang kaya, kan hanya memerlukan 10 – 30 ribu won saja…” aku langsung mengambil dompetku. “Ya sudah, aku keluar dulu, jaga apartemen dengan baik! Ya…” perintahku, “IYA!!” jawab member SHINee yang lain.
Hmmm… musim semi! Terlihat bunga – bunga bermekaran, mereka terlihat cantik, seperti... PEREMPUAN ITU! *Author: ya ampuun.. kayaknya kat-katanya terlalu lebay yah…. Aku memasuki supermarket yang dimasukinya. Ia... terlihat cantik sekali dengan memakai baju berlengan 3/4 dan jins hitam... ia sedang melihat – lihat bahan makanan... aku menghampirinya.
“Annyeong…” sapa ku, “Annyeong, oppa! Oppa sedang apa di sini?” tanyanya. Ia terlihat senang bertemu denganku, aku juga, “Aku sedang membeli bahan makanan untuk kimchi, kau sendiri sedang apa?” tanya ku balik, “Aku sedang membeli camilan untuk di apartemen, camilannya sudah dihabiskan oleh Yoona onnie,” jawabnya, “Kalau begitu... kita bareng – bareng saja, aku juga mau membeli camilan juga sih...” saranku dengan maksud tertentu, “Boleh...” katanya sambil tersenyum. YESSS!!! Akhirnya aku bisa bersamanya, yah... kan selama ini aku jarang bertemu dengannya.
Soo Young’s POV
Akhirnya selesai membeli kue, sekarang aku mau beli camilan ah! Kan camilannya sudah dihabiskan Soonkyu onnie sama si Kimi! Mmmm... mana ya tokonya? Ah, itu dia... Kulangkahkan kakiku menuju toko itu, tapi... Oh, tidak! Kulihat Jin Ki oppa sedang bersama seorang wanita cantik, dan orang itu adalah... SEO HYUN!!! Dia memakai baju dan celana yang sama denganku... baju itu memang kita beli bersamaan dan memang sengaja membelinya kembar, tapi tak kusangka ia akan memakainya hari ini… Memang tak salah ia memakai baju yang sama denganku, tapi kalau dia memakai itu hanya untuk berbelanja dengan Jin Ki oppa, aku tak rela! Memang aku bukan siapa-siapa Jin Ki oppa, tapi sebelum Kimi tahu, ia sudah terlebih dahulu mengetahui kalau aku menyukai Jin Ki oppa…
Tak terasa, air mataku perlahan - lahan turun membasahi wajahku… kulihat Jin Ki oppa tersenyum mesra ke Seo Hyun, dan Seo Hyun terlihat senang sekali… langsung saja ku balikkan badanku aku tak mau mereka berdua melihatku yang sedang menangis karena melihat mereka, tapi Seo Hyun terlanjur melihatku. Langsung saja aku berlari menuju apartemen. Tak kuhiraukan panggilan Seo Hyun. Aku tak menyangka Seo Hyun bisa berbuat seperti ini kepadaku…
****
Seo Hyun’s POV
Ah… enaknya jalan – jalan siang, sekarang… kemana ya enaknya??? Eh ada supermarket, hmmm… beli camilan ah untuk Soo Young onnie, kan camilannya sudah dimakan habis oleh Soonkyu onnie juga Kimi.
“Annyeong…” sapa seseorang, “Annyeong,” sapaku sambil membalikkan badan. Oh, Jin Ki oppa… “Oppa sedang apa di sini?” tanyaku, “Aku sedang membeli bahan makanan untuk kimchi, kau sendiri sedang apa?” tanyanya balik, “Aku sedang membeli camilan untuk di apartemen, camilannya sudah dihabiskan oleh Soonkyu onnie,” jawabku, “Kalau begitu... kita bareng – bareng saja, aku juga mau membeli camilan juga sih...” katanya, “Boleh...” kataku sambil tersenyum.
Kuambil berbagai macam makanan kesukaan Soo Young onnie, saat aku sedang menyerahkan belanjaanku ke kasir, kulihat Soo Young onnie sedang memperhatikanku dan Jin Ki oppa. Raut wajahnya seperti sedang…MARAH! Pasti dia melihatku sedang berbelanja bareng dengan Jin Ki oppa. Aduuuh… dasar Seo Hyun BODOH! Kau kan tahu Soo Young onnie menyukai Jin Ki oppa, kenapa kau yang sedang berbelanja bersama Jin Ki oppa malah dilihat oleh Soo Young onnie??? Dasar BODOH!!!
Setelah membayar, aku segera berlari keluar. “SOO YOUNG ONNIE!” panggilku, dia menghiraukannya. Kurasa dia sudah salah paham atas apa yang dia lihat hari ini, kukejar dia sambil membawa belanjaan yang syukurlah tidak terlalu berat. “Seo Hyun!” Jin Ki oppa memanggilku, aku tak menanggapi panggilannya. Kubiarkan ia memanggilku, yang kupikirkan sekarang adalah bagaimana cara menjelaskan ini semua kepada Soo Young onnie.
Jinki a.k.a Onew’s POV
Aku senang sekali ia mau berbelanja bareng denganku. Setelah membayar di kasir, tiba – tiba ia berlari keluar supermarket. “… ONNIE!” teriaknya, aku tak terlalu dengar siapa yang dia panggil karena terganggu dengan suara motor. Ia lalu mengejar orang yang ia panggil itu, aku seperti pernah melihat orang itu, tapi dimana ya..? Ah… sudahlah, kau tidak usah memikirkan itu cepat panggil dia!!
“Seo Hyun!” kupanggil dia, dia menghiraukannya. Kupanggil dia terus sampai dia tak terlihat. Ya sudahlah, nanti kalau aku bertemu dengannya lagi akan kutanyakan alasannya berlari mengejar perempuan itu…
Kuambil HP-ku, kulihat wallpapernya. Perempuan cantik… dimanakah kau sekarang? Aku terus memikirkanmu semenjak aku melihatmu yang sedang makan siang dengan temanmu juga teman sekelasku saat di kantin, kau memang anak yang pandai bergaul… terbukti dengan kau bisa akrab dengan teman sekelasku dalam 3 bulan... kapan aku bisa seperti itu juga denganmu? *Reader: ya ampunn... bisa gak sih gak usah lebay kata-katanya? Jin Ki: Maaf-maaf, abis yang author-nya lebay juga sih....
Soo Young’s POV
BRAKK!!
Pintu kamar kututup dengan kencang dan kukunci. Kuhempaskan tubuhku ke tempat tidur. Kupukul bantal. Kubanting bantal-bantal yang ada di sekitarku.
“Onnie maaf, aku tadi tak sengaja bertemu dengannya… lalu dia mengajakku berbelanja bersama… tolong maafin aku, aku tidak sengaja!!” seru Seo Hyun dari luar. Aku diam. Menangis. Membasahi bantal.
Kenapa Seo Hyun tega?! Padahal ia tahu kalau aku menyukai Jin Ki oppa. Kenapa ia jadi seperti ini?
”Onnie, maafkan aku...” kudengar langkah kaki Seo Hyun menjauh dari kamarku. Aku tak tahu harus bersikap bagaimana dengan Seo Hyun, aku menyayanginya, tapi dia sudah mengkhianatiku.
Tok! Tok! Tok!
”Onnie, ini aku, Kimi... tolong bukakan pintunya,”
Kubuka kunci pintu dan kuhempaskan lagi badan ku di tempat tidur.
”Onnie, tolong maafkan Seo Hyun onnie.. Aku sudah mendengar penjelasannya, dan aku yakin ia tidak berbohong,”
”Apa kau yakin?”
”Yap! Aku yakin 100%, malah 1000%!”
”......”
”Jadi....bagaimana?”
”Mmm... sekarang dia ada dimana?”
”Di kamar, sedang menangis.”
Aku bangun dari tempat tidur dan menuju kamar Seo Hyun.
Tok! Tok!
”Buka saja, tidak dikunci...”
Aku masuk perlahan-lahan. ”Hiks...Hiks...” kudengar sesenggukannya.
”Seo Hyun,” kupegang bahunya. ”Onnie,” ia berbalik menatapku. Wajahnya basah oleh air matanya. ”Onnie maafkan aku,,, aku benar-benar tidak sengaja...”
”Iya, aku tau... maafkan aku juga yang langsung marah padamu sebelum mendengar penjelasanmu ya..”
”Jadi, onnie memaafkanku?”
Aku mengangguk.
”Terima kasih onnie... Boleh aku memeluk onnie?”
Ku buka tanganku lebar untuk menyambut pelukannya. Ia memelukku dengan lembut.
”Trima kasih, onnie”
”Iya,”
Aku melepaskan pelukanku. ”Sudah, jangan menangis lagi..” ku usap air mata yang masih terus mengalir setitik demi setitik.
****
Jin Ki a.k.a Onew’s POV
”Aku pulang..!” seruku sambil berjalan menuju dapur. Kulihat Minho sedang sibuk dengan tumpukan buku komiknya. Key dan Taemin sedang menonton TV. Jonghyun sedang sibuk repliy UFO dari fansnya. ”WOY! Leader udah pulang nih!” teriak ku kesal karna daritadi salamku aku tidak disambut dengan baik.
”Oh, Oppa Hyung! Sudah pulang? Bagaimana tadi saat belanja?” tanya Key sok manis.
”Yah, seperti biasa... tapi aku bertemu dengan kakak kelasnya Taemin tadi,” aku menaruh barang belanjaan di atas meja.
”Siapa hyung? Laki-laki atau perempuan?” Taemin yang sedari tadi sibuk menonton TV menghampiriku sambil membantuku mengeluuarkan barang belanjaan dari kantong plastik.
”Perempuan, si........” aku mencoba mengingat namanya. ”Oh iya! Si Seohyun..”
”OMO! Jinca?!” *bagi yang gak tau, Jinca itu artinya benarkah.
”Ya, tadi dia sedang berbelanja. Lalu aku menghampirinya dan mengajaknya berbelanja bersama. Tapi tiba-tiba dia pergi meninggalkan ku dan mengejar seorang perempuan, mungkin itu kakaknya, sebab tadi dia memanggilnya ’onnie’”
”Oooh...”
~~~~
Kimi’s POV
KRIIIING!!!!
Jam beker berdering dengan sangat nyaring. ”Mmmhh...” dengan malas aku mencoba mengumpulkan rohku merenggangkan otot-otot ku lalu bangun dari tempat tidur. Kulihat jam beker. Sudah jam tujuh. Kuambil handuk dan segera masuk kamar mandi.
”Sowaneul maraebhwa... I’m Genie for you boy...
Sowaneul maraebhwa... I’m Genie for your wish...
Sowaneul maraebhwa... I’m Genie for your dream...
Naege ma maraebhwa... I’m Genie for your world...” kunyanyikan lagu idolaku, NoonaShiDae *terinspirasi dari acar Sang-Sang Plus.
Selesai mandi, kuambil seragam sailor berwarna biru-putihku. Sekarang hari Rabu. Aku sangat mencintai hari Rabu. Jika ditanya kenapa aku menyukai hari Rabu, selain seragamnya yang (menurutku) sangat bagus, di hari Rabu aku bisa bertemu dengan orang yang ku cinta suka. Kalau ditanya (lagi) kapan aku dapat bertemu dengannya, aku bisa bertemu dengannya saat olahraga. Di sekolahku, pelajaran olahraganya menggabungkan 2 kelas. Kelas 10 dengan kelas 11. Kebetulan kelas’nya’ itu kelas 10-5, jadi kelasku dengannya digabung. Tapi, ini hanya berlaku bagi kelas 10 dan 11.
”Onnie,,Onnie... bangun, sudah jam setengah delapan,” kugoyang-goyangkan badan Soo Young onnie.
”Mmmhh... Kimi, kenapa kau sudah rapi?” Soo Young onnie mengucek-ngucek *author:maaf kata-katanya ndeso...* matanya.
”Iya dong, Kimi gitu loh...” kataku bangga. ”sudah... mandi sana! Onnie hari ini kuliahkan pagikan? Nih!” kulemparkan handuk ke Soo Young onnie yang setengah mati tidur.
”Iya, iya... sana gih, buatin sarapan!”
”OK!” kataku sambil kubuat lingkaran dengan jempol dan jari telunjukku.
****
”Ini, On..” kuberikan mentega ke Yoona onnie.
”Jadi... sekarang siapa yang mau berangkat sekolah atau kuliah pagi?” tanya Soo Young onnie sambil memakan rotinya.
Aku, Yoona onnie, Taeyeon onnie, Soonkyu onnie, Hyo Yeon onnie, Jessica onnie, dan Seo Hyun onnie menunjuk Soo Young onnie.
”Hmm... maksudku selain aku! Siapa?” tanya Soo Young onnie tidak sabaran.
Aku, Taeyeon onnie, Jessica onnie, Yoona onnie, dan Seo Hyun mengangkat tangan tidak peduli.
”Ya sudah, yang mau berangkat cepetan. Aku udah mau berangkat.” Soo Young onnie berlari kecil menaiki tangga.
Soo Young’s POV
Kubuka pintu kamarku. Kuambil tas gemblokku yang berwarna biru. Kuambil HP-ku yang ada diatas meja belajar. Aku keluar, menutup pintu, dan turun menemui yang lain.’
”Hey, kau tidak mau kuantar?” tanyaku pada Taeyeon onnie, yahh... sebenarnya sih kata-kataku tadi termasuk tidak sopan karena memanggil yang lebih tua dengan sebutan ’kau’, tapi karena memang sudah terbiasa jadi... ya kupanggil seprti itu *toh, orangnya tidak marah ini..’.
”Tidak, nanti Wooyoung oppa yang mengantarku. Kebetulan dia ada kuliah pagi.”
”Oooh... kalau begitu aku berangkat ya! Eh, tapi hati-hati dengannya jangan sampai kau di’apa-apa’kan olehnya ya..” kataku perhatian.
”Hahahahaha... Soo Young ku sayang, Wooyoung oppa tidak akan begitu denganku. Aku yakin!” katanya sambil mengepalkan tangannya.
”Iya, tapi kau hati-hati saja dengannya.” jawabku tak suka. Entah mengapa sejak aku bertemu dengan Wooyoung ’oppa’ aku merasa tidak suka dengannya.
****
Kulihat onnie-onnie dan dongsaeng-dongsaengku telah ada di dalam mobil. Saat aku membuka pintu mobil, kulihat Wooyoung datang dengan motornya yang memang lumayan keren.
”Soo Young, Taeyeon mana?” tanyanya.
”Taeyeon onnie!!!! Sopirnya sudah datang tuh!” jawabku sekenanya.
”Wah Soo Young, kau tega sekali sih memanggilnya dengan panggilan ’sopir’...” protes Taeyeon onnie yang sudah ada di depan pintu.
”Habis... semenjak kau pacaran dengannya, kami jarang jalan-jalan bersamamu sih! Ya, kan?” tanyaku pada orang-orang yang ada di dalam mobil. Mereka mengangguk-anggukan kepala mereka sambil tetap menonton ’drama’ yang terjadi di lur mobil.
”Oke dongsaeng yaeppo-ku, nanti hari minggu kita akan jalan-jalan bersama yang lain,”
”Hmm.. janji ya?” tanyaku tidak percaya.
”Iya...”
”Kalau begitu baiklah,” kubuka pintu mobil.
Tiba-tiba datang seorang laki-laki dengan memakai motor.
”Siapa kau?” tanyaku seenaknya.
Laki-laki itu membuka helmnya.
”Donghae!” Yoona berteriak sambil keluar dari mobil. ”Hai, kau baru pulang? Kenapa tidak memberitahuku terlebih dahulu?”
”Kemarin. Maaf, aku tidak sempat memberitahumu. Tapi aku langsung bertemu denganmu kan?” jawab laki-laki yang bernama Donghae itu.
”Ooo.. Onnie, aku tidak jadi pergi denganmu ya. Aku ada yang jemput..” kata Yoona sambil melirik Donghae.
”Baik, tapi jangan sampai ia berbuat yang ’macam-macam’ denganmu, ya!” kataku sambil menatap tajam Donghae.
”Tenang saja onnie, percaya padaku!” kata Yoona sambil mengacungkan jempolnya.
Aku menghela nafas. ”Wooyoung! Donghae! Jangan sampai kau berbuat macam-macam dengan Taeyeon dan Yoona, atau tidak...” kuacungkan kepalan tanganku. Kedua orang itu hanya mengacungkan jempol mereka.
”Aku pergi dulu ya, On!” pamit Yoona.
”Aku juga ya,” pamit Taeyeon.
”IYA!!!” jawabku dengan yang lain (baca: yang ada di dalam mobil).
Kubuka pintu mobil, kujalankan mobil. Aku yang mengendarai mobil karena memang hanya aku dan Hyo Yeon yang bisa. Sedangkan yang lainnya hanya bisa mengendarai motor.
Yoona’s POV
”Yoon, noona-mu itu overprotective banget ya...” tiba-tiba Donghae bertanya kepadaku.
”Ha? Soo Young onnie? Nggak tuh! Malah dia biasa aja kalau aku jalan sama cowok.”
”Iya, yang tadi ngebawa mobil. Itu onnie-mu kan?”
”Ohh... itu mah saudaraku. Sebenernya aku sama dia sama umurnya. Tapi karena dia lebih dewasa daripada aku. Jadi... aku panggil dia onnie.”
”Keliatannya dia gak suka banget kalo aku deket-deket sama kamu.”
”Sebenernya dia sih baik banget! Tapi karena dia pernah ada masalah sama cowok, jadi dia kayak gitu..”
”Ooo...”
Taeyeon’s POV
”Taeng, si Soo Young masih belum bisa ngilangin ke-traumaannya sama cowok ya?”
”Sebenernya sih udah, terbukti dengan dia udah suka sama cowok lagi.”
”Trus kenapa masih benci aja sama aku?”
”Gak tau deh! Mungkin suatu saat nanti dia gak benci lagi sama kamu.”
”Yah... SEMOGA!”
Soo Young’s POV
”Hati-hati di jalan ya on,” pamit Kimi sambil berjalan menuju gerbang sekolahnya.
”Iya, belajar yang bener ya..” kata-kataku yang seperti Ahjumma membuat Kimi tertawa.
”Iya, Ahjumma”Aku tersenyum.
Setelah tidak melihatnya lagi aku menghidupkan mesin mobilku dan segera menuju kampusku.
****
Setelah selesai kuliah, sedang asyik-asyiknya dengerin lagu SHINee, tiba-tiba ada motor yang menyerempet mobilku.
”YA~!!” teriakku kesal.
Motor itu berhenti cukup jauh dari mobilku. Kuhampiri orang yang mengendarai motor itu.
”YA~! Kalau mengendarai motor hati-hati dong! Liat tuh mobilku jadi lecet. Gantiin!” teriakku didepannya.
Orang itu membuka helm-nya.
”OMO! Hankyung oppa?!”
”Soo Young-ssi?!” dia terlihat kaget. Aku juga.
”B-bagaimana kau bisa disini?” tanyanya heran.
”....” aku tak menjawab. Aku mundur beberapa langkah. Saat sudah yakin, aku segera berlari menuju mobil untuk menyalakan mesin agar aku bisa segera pergi dari tempat ini.
”Soo...Soo Young! Yaa~!” panggilnya. Aku tak menghiraukan. Kudengar tapakan kakinya. Kelihatannya ia mengejarku.
”HEY SOO YOUNG! SEBENTAR, AKU MAU BICARA!”
Aku tetap berlari.
”SOO YOUNG! JAGIYA!”
Mendengar kata ’jagiya’ aku langsung berhenti. Kedengarannya ia mulai mendekatiku.
”Soo Young,” panggilnya pelan sambil menggapai tanganku. Ku-elak.
”Soo Young maafkan aku, tolong maafkan aku...”
”......”
”Aku tau aku salah karena sudah selingkuh dengan sahabatmu, Yuri. Tapi aku minta maaf, aku mau mengulangnya lagi dari awal.”
”Aku sudah memaafkanmu, tapi aku tak bisa menerimamu lagi.”
”T-tapi, kenapa? Masih belum terlambat untuk menjadi pacarmu lagikan?”
”Terlambat..”
”????”
”Kau sudah terlambat, aku sudah mempunyai pacar yang lebih baik darimu.”
”S-siapa itu?”
”Jin Ki, atau biasa dipanggil Onew.”
”O-Onew SHINee?”
”Ya, jadi kau sudah taukan kalau kau sudah terlambat?”
”T-tapi... sejak kapan?”
”3 bulan setelah kau memutuskanku, aku bertemu dengannya di ’Star Golden Bell’. Disitu aku mulai berkenalan dengannya dan menjalin hubungan dengannya. Saat ini hubunganku masih dirahasiakan, tapi suatu saat media akan tau.”
Sesaat Hankyung diam, kutebak ia sedang berfikir kalimat apalagi yang akan ia lontarkan.
”Kau bohongkan?”
Aku diam. Mencari kata untuk melawannya.
”T-TIDAK!!”
”Benarkah?” selidik Hankyung.
Aku berbalik menatapnya. ”KALAU TIDAK PERCAYA, AKAN KUKENALKAN KAU NANTI!! SEKARANG PERGI!!” Aku menutup mulutku. Tidak percaya akan omonganku tadi.
”Hmm.. baik, kalau itu maumu...” katanya lemas. Aku bernafas lega. ”Tapi...kau harus menepati omonganmu tadi. Kau harus mengenalkan ia padaku.” katanya sambil pergi dari tempatku yang masih tidak percaya dengan omonganku tadi.
Ya ampun, bagaimana ini?? Aku kan belum berpacaran dengannya...
Aku menghidupkan mesin mobil dan membawa pergi mobilku dari tempat ini.
~~~~
Aduuh... bagaimana ini! Apa aku harus menanyakan padanya apa ia mau menjadi pacarku?
Aku yang sudah ada di depan pintu apartemen SHINee merasa deg-degan karena bingung bagaimana menyampaikan ini.
Tiba-tiba pintu yang ada dihadapanku terbuka...
”Soo Young noona? Ada apa?” Taemin bertanya seraya menaruh kantung sampah di samping pintu.
”eh, e... a-aku mau bertemu dengan Jin Ki oppa..” aku menarik nafas. ”d-dia, ada..?” tanyaku gugup.
”Ada, silakan masuk noona..” Taemin yang cute itu mempersilahkan aku masuk. Kulihat Jonghyun sedang makan kimchi. Key sedang menonton TV. Dan Minho sedang tenggelam dengan setumpuk buku komiknya. Dimana Jin Ki?
”Sebentar ya noona, aku panggilkan Jin Ki hyung dulu..” katanya seraya masuk ke dalam kamar yang kutebak itu adalah kamar mereka.
”Soo Young-ssi, ada apa?” kulihat Jin Ki keluar dari kamar dengan memakai kaus putih dan celana pendek. ”Mmm... sebaiknya kita berbicara di luar saja..” pintaku. ”Hmm.. kalau begitu aku berganti baju dulu ya,”
”Oh, iya..”
Beberapa saat kemudian,
”Ayo..” kulihat Jin Ki memakai kaus biru dan celana jins. ”A-ayo..”
Kubawa ia ke basement. Sepertinya sepi.
”Kita mau kemana Soo Young-ssi?”
”Mmm.. Jin Ki oppa, sebelumnya aku minta maaf tiba-tiba berkata seperti ini.” aku menahan sebentar omonganku. ”Oppa... apa kau mau menjadi...pacarku?” tanyaku ragu. Kulihat raut wajahnya seperti kaget. Aku menundukkan kepalaku dalam-dalam. Aku tak mau ia melihat wajahku yang memerah seperti buah tomat.
”W-wae?”
”Oh, tak mau ya? Ya s-sudah t-tak apa..” kataku kecewa. Aku berbalik untuk segera meninggalkan tempat ini. ”Annyeong oppa..”
”S-siapa yang bilang tidak mau?”
Aku kaget. B-berarti dia...
”A-aku mau kok..”
”OMONA! Jinca?” aku berbalik dan berlari ke hadapannya. Ia mengangguk. Aku langsung memberikan senyuman ku yang paling manis, dan memeluknya. Sekali lagi ia kaget atas perlakuanku. ”Gomawo oppa..”
”Nae, gwenchanayo~”
Kulepaskan pelukanku. Kulihat jam tanganku. OMO! Jam setengah 5? Padahal, aku sudah janji untuk menjemput Kimi di sekolahnya. Bagaimana ini?
”Engg... oppa, aku pergi dulu ya, mau menjemput dongsaeng-ku dulu..”
”I-iya.”
Kucium pipinya. ”Annyeong oppa~”
”A-Annyeong~”
Aku berlari sambil sesekali melihat ke belakang. Kulihat Jin Ki oppa memegang pipinya. Aku sebenarnya malu melakukan itu. Tapi.... aku yang punya sifat terlalu lebay, NEKAT melakukannya. Toh... kita sudah pacaran. Aku berlari menjauhinya sambil tersenyum.
****
Kimi’s POV
”Aduuh... onnie kemana sih? Mana lupa bawa HP lagi..” aku melihat jam tangan biruku.
”Annyeong Kimi,” seorang laki-laki yang mengendarai sepeda gunung –yang kuinginkan dari dulu- menyapaku.
”Oh, hai oppa. Ada apa?”
”Kenapa kau belum pulang?”
”Onnie-ku belum menjemputku.” jawabku lemas. ”Oppa... antar aku pulang yah..??” aku memasang tampang memelas.
”Hmm.. bagaimana ya?” ia memasang tampang berfikir.
”Ayolah oppa... nanti aku belikan coklat deh!” rayuku.
”Jinca? Kalau begitu ayo naik!”
”Beneran nih? Oppa tidak bohongkan?” tanyaku ragu.
”Anio~ Aku tidak akan bohong, apalagi kalau diberi imbalan coklat..” ia tersenyum.
”Kalau begitu terima kasih oppa..” aku menaiki sepedanya. Aku naik diatas jalu sepedanya.
TBC
Annyeong haseyo... Ratu K-Pop 7C sudah bangkit dari kematiannya tidurnya karena sudah dibangunkan oleh pangeranku..Nichkhun ’di atas’.. hehehe..garing ya? kalo garing, nanti aku masak lagi deh, tapi yang lembek... *apasi?abaikan.. Yang pasti itsme kangen banget ama anak-anak celemotaners =’(
Gimana ceritanya? Geje banget ya? Gak seru banget ya? Maaf deh, namanya juga baru bikin fanfic..
Oh iya, sebenernya ini mau saya jadikan Oneshoot, tapi dikarenakan kapasitas cerita yang tak cukup untuk dijadikan Oneshoot, saya memikirkannya sekali lagi dan akhirnya jadilah Twoshoot *halah bahasa gw*.
Oke deh.. langsung to the point aja, aku mau kalian mengkomen ceritaku. Ada kritik, protes, saran, bisa komen disini ato ngomong langsung di sekolah. Oh iya, aku juga mau minta ide kalian cerita selanjutnya mau diapain si couple Soo Young-Jin Ki. OK?
Maaf banget buat para istri dan pacarnya Jin Ki, Wooyoung, and Donghae.. *bow* (eh, nggak deng! kan aku pacar mereka semua). itsme juga mau kalian ngasih saran buat judul ff.a itsme...
Minggu, 19 September 2010
Ni FF bikinan Helda Eleanora onnie...
Gw cuman naro buat rame-ramein doang..
Okayy?!
Tittle : Bracelet Chapter 3
Post by : Princeca
Genre : Horor
Kibum melakukan gerak-gerakan sesuai instruksi yang ia dapat sebagai konsep pemotretan.
Walau banyak mata yang menatapnya tapi Kibum dapat melakukan gerakan dengan santai tanpa rasa tegang.
Tapi saat memasuki sesi ke-5, perasaan Kibum tiba-tiba menjadi resah tanpa sebab.
Semua mata masih memperhatikannya, tapi ia seperti diawasi oleh sesuatu dan itu membuatnya tak nyaman.
Diantara gerakannya, Kibum memutar mata memperhatikan para kru di hadapannya. Tak ada yang aneh dan bukan orang-orang di hadapannya yang membuatnya resah.
“Kibumssi, coba lihat ke atas seolah kamu sedang menggagumi langit yang cerah…” pinta si pengarah gaya.
“Ya…” Kibum segera merubah posisinya dan….
Kibum tiba-tiba terperajat kaget saat matanya mengarah ke lantai dua. Seorang wanita berambut panjang dan bergaun putih sedang menatapnya dengan tatapan datar dan kosong, wajah wanita itu terlihat pucat dan sedikit kehitaman.
“Kibumssi…?!” Si pengarah gaya memanggil Kibum.
Namun Kibum masih tercengang dan beradu pandang dengan sosok itu. Detak jantung Kibum serasa berhenti, saat merasakan sorot mata sosok itu. Sorot mata yang serasa sedamg menguasai tubuh Kibum.
“Kibum..?!!” Akhirnya asisten Kibum menghampiri Kibum yang terlihat aneh.
“Kibum..?!!”
“Ya..?!!” Kibum sadar dan segera mengalihkan pandangannya.
“Ada apa?” tanya asistennya.
“Tida ada apa-apa, maaf…” kata Kibum seraya membungkuk pada semua.
Ia berusaha menyusun kembali konsentrasinya, sekilas ia melirik ke arah lantai dua, tapi wanita itu tak lagi berada di sana.
*******
“Terima kasih untuk hari ini..” Kibum membungkuk untuk berpamitan pada kru. Ditemani oleh asisten dan manajernya Kibum pergi meninggalkan studio dan menuju ke lokasi syutingnya.
“Hyung, aku mau tidur sebentar..” kata Kibum begitu berada dalam mobil.
“Ok, istirahatlah…” jawab sang manager.
Kibum menyandarkan punggungnya di kursi lalu memperhatikan gelang di tangannya.
Ingatannya tiba-tiba kembali pada gelang yang Onew temukan di kantong makanan dan sosok wanita di lantai dua tadi.
Ia tak yakin, penglihatannya itu nyata atau hanya sekedar halusinasi.
“Tidak mungkin…” desah Kibum sambil menggeleng mencoba tak percaya pada surat konyol itu.
Kibum mengangkat tangannya dan memperhatikan gelang kayu itu.
Gelang di tangannya terlihat mirip dengan gelang di kantong makanan itu.
Tapi bagaimana mungkin gelang itu bisa berada di tangannya.
Terakhir ia ingat, gelang itu dipakai oleh Leeteuk dan sejak hari itu ia belum bertemu lagi dengan Leeteuk atau temannya yang lain.
“Hyung, handphone mana?” tanya Kibum, ia ingin bertanya pada Leeteuk, apa ini salah satu lelucon yang Leeteuk lakukan.
“Di kursi belakang, di dalam tas ranselmu..” jawab manajernya yang duduk di kursi depan.
“Di belakang…” Kibum berbalik dan….
“ARGHH!!!!” Jerit Kibum spontan melonjak dari tempat duduknya hingga ia terjatuh.
“Ada apa?!!” kaget manajernya sedangkan asistennya yanng sedang mengemudi tiba-tiba menginjak rem mendadak.
Kibum tak menjawab, matanya masih menatap ke kursi belakang dimana seorang anak laki-laki sedanng menyeringai ke arahnya. Kibum memicingkan matanya berusaha menyakini bahwa sesuatu yang mengalir dari dada anak laki-laki itu adalah darah.
Anak laki-laki itu tersenyum sinis pada Kibum, bagai mengejek ketakutan Kibum. Dari Kibum mata anak itu lalu mengarah pada gelang di tangan Kibum. Senyum anak itu lenyap, ekspresinya berubah menjadi datar dan sekilas tampak sedih.
“Kibum, kamu tidak apa-apa kan??!!” sang manajer menepuk pundak Kibum.
“Hyung…” Bisik Kibum berusaha memberi isyarat dengan matanya agar manajernya melihat ke kursi belakang.
“Ada apa??” Heran manajernya karena ia tak melihat sesuatu yang aneh kecuali beberapa pakaian dan beberapa kantong makanan ringan di kursi balakang.
Kibum kembali melihat kursi belakang, anak laki-laki itu telah menghilang.
Dengan cepat Kibum meraih tasnya dan mengambil HP-nya di dalam tasnya.
“Kibum, kamu yakin tidak apa-apa?” cemas manajernya karena melihat tingkah Kibum yang aneh.
Kibum hanya mengangguk dan segera menelpon Leeteuk, raut wajahnya masih tegang dan ketakuan. Penglihatannya tadi sangat mengerikan.
Darah segar mengalir dengan deras dari jantung anak itu, tapi ia sama sekali tak terlihat kesakitan.
“Aisshh…kenapa tidak aktif?!!” gerutu Kibum kesal.
“Ah…” Kibum ingat, disaat sedang bekerja Leeteuk selalu mematikan HP-nya.
Akhirnya ia memutuskan hanya mengirimkan sebuah SMS pada Leeteuk dan berharap ia segera mengetahui apa yang sebenarnya sedang terjadi.
****
Onew mambanting HP-nya ke sofa, ia hampir putus asa mencari keberadaan Taemin yang masih menghilang tanpa kabar. Ia tak bisa terus menutupi tentang hal ini dari manajer dan manajemennya.
“Sebenarnya ke mana anak itu, pergi tidak membawa HP juga tak meninggalkan pesan..” terdengar suara Jonghyun menghampiri Onew di sofa.
“Hyung, gelang itu tak ada di bawah kulkas..” Minho dan Key ikut bergabung dengan Onew dan Jonghyun, mereka berdua baru mencari gelang itu.
“Padahal malam itu aku yakin Taemin membuang ke arah sana tapi kenapa tidak ada apapun di sana..” heran Minho.
“Tidak mungkinkan Taemin mengambilnya lagi lalu pergi..” ujar Key mereka-reka.
“Kalau sampai nanti malam Taemin belum pulang, kita harus jujur ke manajer, kalau tidak nanti bisa gawat..” saran Jonghyun.
Onew hanya menghela napas.
“Hyung, bagaimana kalau tentang gelang itu benar..” tanya Minho was-was.
Ketiga temannya melihat Minho, semuanya terdiam dan makin merasa cemas.
*****
Kibum sedang tertidur di salah satu ruangan di lokasi syuting. Ia kelelahan dan akhirnya tertidur karena menunggu syuting yang ternyata diundur karena lokasi syuring sedang diguyur hujan.
Tidur Kibum perlahan terusik oleh sesuatu yang menggelitik tangannya.
Ia merasakan sebuah sentuhan lembut menyentuh tangannya dan menarik-narik pelan gelang yang ia pakai.
Perlahan Kibum membuka matanya.
DEG!!!
“ARRGGHH!!!” jerit Kibum karena di depannya tampak sesosok wajah pucat sedang tersenyum sambil memainkan gelang di pergelangan tangan Kibum.
Kibum melonjak menghindar hingga ia jatuh dari kursi yang ia pakai untuk tidur.
“Ka..kamu…!?!” Kibum merasa ngeri melihat sosok itu.
Sesosok wanita dengan dandanan kuno, ia memakai hanbok yang lusuh dan terdapat bercak-bercak darah yang telah mengering. Rambut wanita itu terurai begitu saja hingga sebagian menutupi wajah pucatnya.
Sorot mata sosok itu tajam dan menyeramkan membuat Kibum makin ketakutan.
Perlahan sosok itu berdiri, Kibum berusaha mundur menjauhinya dan…..sosok itu melayang di hadapan Kibum.
Jantung Kibum berdebar kencang, ia ingin lari tapi tubuhnya membatu tak bergerak, ia ingin berteriak tapi suaranya tertahan di tenggorokkan.
Sosok itu perlahan berbalik dan menjauhi Kibum, ia pergi begitu saja dengan menembus tembok.
Kibum yang tercekat kaku perlahan mendapat kesadarannya lagi, ia dapat bernapas lega karena ternyata sosok itu tak melakukan sesuatu yang buruk padanya.
“Ini pasti karena gelang ini..” Kibum bicara sendiri, ia mulai frustasi dengan semua penampakan yang ia lihat hari ini. Tanpa pikir panjang lagi ia langsung menarik kasar gelang itu agar keluar dari pergelangannya.
“Uh!!” Akhirnya Kibum berhasil mmengeluarkan gelang itu.
Ia segera menuju ke cendela dan melempar gelang itu sejauh mungkin.
“Semoga tidak lagi..”harap Kibum lalu menutup rapat cendelanya.
*****
Leeteuk baru saja keluar dari ruang meeting setelah melakukan rapat tentang jadwal kerjanya.
“Hi oppa…” sapa Yoona dari belakang.
“Hi…” balas Leeteuk, ia berhenti dan menunggu para member SNSD menghampirinya.
“Kalian baru datang?” tanya Leeteuk sambil tersenyum seperti biasa.
“Iya, yang lain sudah datang?” tanya Hyoyeon karena merasa mereka datang terlambat.
“Sepertinya hanya Shindong yang tak datang, malam ini dia harus siaran kdi MBC…” terang Leeteuk sambil merogoh HP-nya di saku, ia kembali mengaktifkan HP-nya yang ia matikan.
Mereka semua beriringan menuju ruang latihan.
“Hey kalian terlambat..!!”seru Victoria saat melihat para member SNSD masuk.
“Maaf kami terlambat..” ucap member SNSD karena semua member SM TOWN telah berkumpul.
Mereka belum memulai latihan karena itu grup tari dan grup menyanyi masih berkumpul bersama.
“Pip..pip…!!” sebuah SMS masuk ke HP Leeteuk.
“Taemin mana?” tanya Hyoyeon mencari patner dancenya.
Minho hanya angkat bahu.
“Belum ada kabar..” jawab Onew.
Leeteuk tiba-tiba menghampiri member Shinee dengan ekspresi serius.
“Onew, katamu Taemin memakai gelang itu kan, tapi sepertinya Kibum juga mendapatkan gelang itu..?!” tanya Leeteuk setelah membaca SMS dari Kibum.
“Apa mungkin orang itu mengirim gelang itu ke beberapa oranng diantara kita..?” tebak Eunhyuk.
“Atau mungkin Taemin dan Kibum oppa dapat gelang itu karena orang itu fans mereka..” saut Luna.
Leeteuk menggeleng pelan, ia tak sependapat dengan Eunhyuk dan Luna karena dalam SMS Kibum menyebutkan, ia dapat melihat sosok-sosok lain setelah memakai gelang itu dan hal itu sama seperti isi surat yang mereka dapat.
“Memangnya gelang itu seperti apa sich?” tanya Taeyeon penasaran karena dia bukan kelompok dance sehingga tak tau tentang masalah gelang itu.
“Seperti apa ya..?” Donghae mengingat-ingat.
“Pokoknya bentuk gelangnya unik walau agak aneh..” terang Yuri, Jessica mengangguk membenarkan.
“Ah, seperti itu…gelangnya mirip seperti itu…” seru Jessica sambil menunjuk pergelangan tangan Sooyoung.
Semua mata spontan melihat tangan Sooyoung tak terkecuali si pemilik tangan. Sooyoung tampak terkejut menyadari ada sebuah gelang melingkar di tangannya, gelang yang tak pernah ia pakai.
“Kenapa gelang ini bisa di sini?!!” heran Sooyoung sambil mengangkat tangan kirinya, dimana sebuah gelang kayu melingkar disana.
“It..itu gelang yang kemarin!!” seru Leeteuk mengenali gelang di tangan Sooyoung, gelang yang sama yang pernah ia pakai saat ditantang oleh Sooyoung.
“Aku..benar-benar…tidak tahu sejak kapan gelang ini ada di tanganku..” kata Sooyoung masih tak percaya gelang itu di tangannya.
Semua terdiam dan mulai merasa yakin bahwa isi surat itu adalah benar.
Bersambung…
Senin, 13 September 2010
Forgotten chapter 2
Chapter 2 kawan-kawan. Baca ye..
Title: Forgotten
Sub: The New Beggining
Cast: BigBang-WonderGirls
Couple: Seungri-Sohee
Chapter 2
-The New Beggining-
“Sebenarnya,” Seungri mengusap wajahnya dengan tangannya sendiri. Ia memutar lagi otaknya. Berfikir lebih dalam lagi. “Aku ingin dia menganggapku, sebagai seorang kakak”. Ia menemukan jawaban yang tepat. T.O.P yang baru saja selesai membuat kopinya dan ingin meminumnya itu sontak tertawa.
“Hah? Kau bercanda? Aku tau kau bukan tipe yang seperti itu,” T.O.P meletakkan cangkir kopinya di sebelah cangkir milik Seungri. “Oh ya, besok ada latihan di studio ku. Jam 8 pagi. Jangan terlambat”
Seungri mengingat lagi, kapan ia terakhir datang ke studio tempat dulu mereka memulainya dari nol. “Aku pulang dulu” T.O.P berjalan menuju pintu. Tiba-tiba ia berhenti.
“Sepertinya, aku lebih baik menginap di sini. Gerbang pasti sekarang sudah di tutup. Aku tidak mau berurusan dengan satpam sok tau,” ia berbalik dan duduk di sofa. “Aku tidur di sini saja,” ujarnya.
“Aku sudah mengantuk, jika nanti kau sudah mau tidur, kunci pintunya. Jangan lupa matikan lampu dapur,” Seungri berlalu menuju kamarnya. Ia menutup pintunya.
“Baiklah. Hei, kuncinya dimana?” tanya T.O.P sambil membalik bantal yang di dudukinya. Pintu kamar Seungri terbuka lagi, ia melemparkan sebuah gantungan kunci beserta 3 kuncinya.
“VICTORY!!! BANGUN!!!” suara T.O.P mengelegar di ruangan apartementnya itu. Seungri mengacak-acak rambutnya dan melihat jam tangannya. 7:46. Ia mengingat lagi kejadian tadi malam. Dan ia baru sadar, T.O.P lah yang membangunkannya. Ia melompat dari tempat tidurnya menuju pintu kamarnya. Ia membuka pintu.
“Kau tidur dengan headset ya?” T.O.P memakai topinya.
“Tidak, aku tidak lagi tidur dengan headset,” Seungri mengedipkan matanya. Ia masih terlalu mengantuk. Semalam sebenarnya ia tidak tertidur. Ia memikirkan, yah, kau tau siapa.
“Ayolah, Ji Yong ingin bertemu dengan teman lamanya,” T.O.P berbalik. Ia duduk di sofa yang semalam jadi tempat tidurnya. “Aku tunggu kau untuk ganti baju, 5 menit” T.O.P melemparkan kunci yang semalam di berikan Seungri. Seungri menangkapnya dengan sangat baik.
Seungri menutup lagi pintu kamarnya. Kurang dari 2 menit kemudian ia sudah keluar dengan baju yang lebih baik. “Kita naik apa?” ujarnya membetulkan pakaiannya yang kurang rapi.
“Mobilku,” T.O.P membuka pintu ruangan itu. Lalu ia berlari menuju lift. Seungri tetap berjalan santai di belakangnya. “Aku tunggu di lobby!” T.O.P berteriak dan turun dengan lift. Seungri berhenti, ia berbalik. ‘Mengapa aku bisa lupa?’ ujarnya dalam hati. Ia berlari. Ia berhenti di depan kamarnya, dan mengunci pintunya. ‘Aman’ ia membalikkan badannya. Ia berjalan menuju lift. Sampai di depan pintu lift, ia menekan tombol turun.
“Seungri!” suara yang tadi malam memanggilnya terdengar lagi. ‘Tuhan, kenapa harus dia?’ Seungri melihat ke belakang. Benar saja. Sohee datang dengan sebuah ransel di belakangnya. “Mau kemana?” tanyanya.
“Ke studio T.O.P, kau?” Seungri berusaha beramah-tamah pada gadis ini.
“Supermarket. Berarti kita searah. Mau naik bus bareng?” tanya Sohee. Pintu lift terbuka.
“Oh, tidak, aku naik mobil T.O.P, maaf ya,” ujar Seungri sembari masuk ke dalam lift. Sohee menyusulnya di belakang.
“Oh,” tersirat kekecewaan di wajah Sohee. ‘Gadis ini…’ Seungri menjadi tak tega. Ia mengeluarkan kacamatanya, dan memakainya. Menurutnya kacamata ini sungguh berharga.
“Kacamata itu…” Sohee menunjuk ke mata Seungri.
“Iya. Yang dulu pernah kau injak,” Seungri tertawa kecil. “Sudah ku perbaiki”
“Kenapa tidak beli baru?” rasa heran Sohee belum hilang. Seungri hanya tertawa.
“Yang ini paling berharga,” ujar Seungri singkat. Sohee merasa kurang puas dengan jawaban Seungri. ‘Paling berharga?’ batin Sohee, masih penasaran. Pintu lift terbuka, mereka berdua turun di lantai dasar. T.O.P tidak berbohong. Ia dan mobilnya menunggu di lobby. T.O.P tersenyum. Ia melihat untuk kedua kalinya, Seungri berjalan bersama Sohee. Ia mengklakson mobilnya, dua kali.
“Berisik!” Seungri berteriak. “Tunggu sebentar,” Seungri berlari ke mobil T.O.P. Ia berhenti di depan pintu mobilnya. “Sohee ingin ke supermarket,” Seungri melepas kacamatanya. T.O.P tersenyum. “Ajak saja dia!” T.O.P memakai kacamata hitamnya. Dengan segera, Seungri berlari ke arah Sohee.
“Kau boleh ikut, T.O.P mengijinkan,” nafas Seungri tersengal-sengal setelah bolak-nalik berlari. Sohee melotot kaget melihat kelakuan mantan kakak kelasnya itu.
“Umm, oh, baiklah..” Sohee berjalan mendahului Seungri.
‘oh sial, bisa-bisanya aku bertampang bodoh di depannya’ Seungri malu pada dirinya sendiri, ‘tapi, mengapa aku malu? Biasanya di depan semua orangpun aku tidak terlalu peduli. Ada apa denganku?’ Seungri berlari menyusul Sohee.
Sohee duduk di belakang, sementara Seungri dan T.O.P duduk di depan. Seungri menyalakan radio. Perjalanan itu begitu sunyi, semua terdiam. Tidak ada yang berani bicara.
“Oh, aku turun di sini saja,” T.O.P menghentikan mobilnya di depan sebuah halte bus. Sohee pun membuka pintu dan turun. Seungri membuka kaca mobilnya. “Terima kasih kakak”
“Sama-sama,” balas Seungri dan T.O.P bersamaan. T.O.P kembali menjalankan mobilnya.
“Kau benar-benar tidak menyukainya?” Tanya T.O.P
“Sudah ku bilang dari kemarin, aku menganggapnya sebagai adikku,” Seungri memakai kacamatanya lagi.
“Sungguh kah?” T.O.P membetulkan posisi kacamata hitamnya.
“Iya,” Seungri mulai tidak sabar dengan pertanyaan-pertanyaan T.O.P
“Oh, aku bersyukur. Berarti aku tak memiliki saingan,” T.O.P tersenyum. ‘Saingan? Apa? Dia..’
“Maksudmu?” Seungri mengerutkan dahinya.
“Maksudku ya, aku tak punya saingan untuk mendapatkan Sohee,” T.O.P tersenyum makin jahil.
“APA? KAMU! UH, TAK AKAN KU MAAFKAN!” kata-kata itu keluar begitu saja dari mulut Seungri. Ia langsung menutup mulutnya saat itu juga.
“Hahaha, benar kan apa kata ku, kau mengharapkan dia. Sudahilah kebohonganmu…” T.O.P tertawa terbahak-bahak. “Tenang, tadi aku hanya menggoda mu”
Seungri merasa makin bodoh. Ia enggan melanjutkan percakapannya dengan T.O.P
Mobil milik T.O.P melaju lebih cepat dari sebelumnya. Ia mengganti channel radio, dan mengeraskan volumenya. Seungri makin tidak nyaman dengan keadaan ini. Ia mengeluarkan benda itu, benda yang dulu mungkin menjadi sahabatnya. Dan ia melupakannya begitu saja. Ia memakainya, mengeraskan volume lagu favoritnya. Dan headset beserta I-Pod itu menemaninya, lagi.
“Lihat, kita kedatangan tamu,” T.O.P masuk ke studionya terlebih dahulu. Seungri menyusul di belakangnya.
“Seungri!” sontak GD, Taeyang, dan Dae Sung terkejut. Seungri hanya tersenyum. “Hai,” balasnya singkat.
“Kemana saja kau? Tak pernah lagi berkumpul bersama kami, aku rindu…” Taeyang memeluk tangan kanan Seungri. Seungri tertawa lepas.
“Berhenti bertindak bodoh, kak,” Seungri melepas tangan Taeyang. Semua terdiam, dan menyadari perubahan pada Seungri.
“kau tau kau, banyak berubah,” T.O.P memandang Seungri lesu. Ia tak pernah menyangka sebelumnya jika Seungri akan berubah. Terlalu jauh.
“Yah, dia benar, kau banyak berubah,” GD melirik ke arah T.O.P. Ia memberikan isyarat kepadanya, juga Tae Yang dan Dae Sung. Mereka tersenyum.
“Dan, oleh karena itu..” Dae Sung nyaris tertawa mengucapkannya.